Sebesar apa iman Anda kepada Tuhan?
Sebesar biji bayem? Atau sebesar gunung Himalaya? Besar atau kecil iman kita,
Tuhan selalu memperhitungkannya. Bahkan Tuhan selalu peduli terhadap hidup
ciptaanNya.
Saya pernah menerima SMS doa yang
sangat mengesankan. Namun, di bawahnya ada catatan. SMS itu harus diteruskan
kepada sedikitnya 12 orang barulah berkat Tuhan akan tercurah. Jika tidak,
celakalah yang akan dituai. Menyebarnya SMS itu menunjukkan banyak orang
meyakini isinya. Soalnya, apa yang “diimani” para pengirim SMS ini? Apakah
Tuhan akan mengabulkan doa manusia yang memberikan sogokan sebanyak 12 SMS?
Saya tersenyum membaca SMS doa
tersebut. Tanpa pikir panjang, saya langsung menghapus SMS itu. Tidak terjadi
apa-apa dengan kondisi fisik saya. Saya sehat-sehat saja. Paling tidak hingga
sekarang saya belum mengalami celaka. Dalam hati saya berpikir, Tuhan tidak
mengindahkan sogok dari ciptaan-Nya. Dia tetap mengabulkan doa manusia tanpa
syarat apa pun.
Suatu hari, seorang teman juga
mendapatkan SMS yang sama. Ia segera mengirim 12 SMS kepada teman-temannya. Ia
mengaku bahwa ia takut setengah mati, kalau akan mendapatkan celaka. Ia menjadi
sangat kuatir akan hidupnya. Meski sudah mengirim 12 SMS, ia masih merasa cemas
akan hidup ini.
Sahabat, doa seseorang memang harus
didasari oleh iman. Namun iman yang bebas. Orang tidak boleh terpaksa berdoa
kepada Tuhan untuk menghindari celaka. Orang mesti yakin bahwa doa-doanya akan
didengarkan oleh Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan itu pengasih dan penyayang. Tuhan
mengasihi semua ciptaan-Nya tanpa menuntut balasan dari ciptaan-Nya itu.
Kisah di atas menjadi contoh bagi kita
untuk tetap percaya kepada Tuhan. Rahmat Tuhan tercurah kepada setiap
ciptaan-Nya dengan cuma-cuma. Rahmat itu diberikan kepada manusia secara gratis
demi keselamatan umat manusia. Demi keselamatan itu, Tuhan senantiasa hadir
dalam kehidupan kita. Tuhan tidak membiarkan kita manusia berjuang sendirian.
Tuhan selalu ingin mendampingi perjalanan hidup manusia.
Orang beriman mesti senantiasa
memupuk keyakinan bahwa Tuhan selalu memberikan rahmat-Nya kepada manusia.
Tuhan tidak pernah mencederai manusia. Meski dosa manusia merah laksana saga,
Tuhan tetap mengampuninya. Tuhan bahkan selalu mencari dan menemukan
ciptaan-Nya yang meninggalkan diri-Nya.
Karena itu, orang beriman mesti
senantiasa datang kepada Tuhan. Kita mesti menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya.
Bagi kita, tidak ada kekuatan lain yang menjadi andalan hidup kita. Hanya Tuhan
yang menjadi andalan hidup orang beriman. Tuhan menjadi sumber hidup orang yang
beriman teguh kepada-Nya.
Mari kita memberikan hidup kita
kepada Tuhan. Melalui doa-doa kita, kita mengungkapkan kerinduan kita kepada
Tuhan. Jangan kita cemas akan hidup ini, karena Tuhan senantiasa menyertai
kita. Tuhan peduli terhadap setiap langkah hidup kita. Tuhan memberkati. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar