Tidak gampang orang mempelajari
bahasa orang lain. Namun ketika orang mau membuka diri bagi bahasa dan budaya
orang lain, orang akan diperkaya.
Tidak banyak sepertinya anak muda
Moskow yang tahu banyak tentang Indonesia. Namun Marina Makarova adalah
pengecualian. Gadis cantik ini lancar berbahasa Indonesia, karena dia menjadi
sekretaris Duta Besar Indonesia untuk Rusia.
Senyum manisnya tersungging saat
berjumpa dengan sejumlah orang di Jakarta beberapa waktu lalu. Rambut
brunette-nya dibiarkan tergerai panjang, dengan mata biru yang berkilatan.
"Halo, apa kabar?" sapanya
dalam Bahasa Indonesia dengan aksen yang lancar.
Tidak perlu berbahasa Inggris saat
berbincang dengan Marina. Dia paham sepenuhnya bahasa Indonesia, karena sudah 4
tahun lebih belajar bahasa Indonesia di Rusia. Marina mengatakan, ia menguasai
5 bahasa, Rusia sebagai bahasa ibu, Inggris, Prancis, Melayu Malaysia dan
Indonesia.
"Kalau Prancis saya belajar
waktu SMA. Bahasa Indonesia dan Melayu saya belajar sewaktu kuliah mengambil
jurusan Bahasa Melayu dan Indonesia di universitas di Moskow," katanya.
Marina dengan bangga menunjukan
video di Youtube, ketika dia juara 4 pertandingan pidato bahasa Melayu
antarbangsa Piala Perdana Menteri 2012 di Malaysia. Marina kemudian memfokuskan
diri belajar bahasa Indonesia ketimbang bahasa Melayu.
"Saya pilih belajar bahasa
Indonesia, karena sudah banyak orang Rusia belajar bahasa Jepang atau China,
terkait dengan pekerjaan atau bisnis mereka. Bahasa Indonesia tidak sulit kok,
tapi kalau kalimatnya panjang. Kalau terkait tema politik atau ekonomi, agak
sulit juga memahaminya,” kata Marina.
Marina juga sebenarnya ingin belajar
bahasa Arab. Namun karena dia perempuan, dia memahami agak sulit untuk
perempuan bekerja dengan perusahaan atau kedutaan Timur Tengah karena faktor
budaya.
"Kalau Indonesia kan Islamnya
moderat. Komunikasi dengan perempuan juga terbuka, jadi saya belajar bahasa
Indonesia," ujarnya.
Sahabat, mempelajari bahasa lain
membuka cakrawala pandang tentang suatu bangsa. Orang yang hanya mau tahu
tentang bahasanya sendiri akan ketinggalan dalam kehidupan. Cakrawala
pandangnya pun menjadi lebih sempit. Ketika cakrawala pandang orang sempit,
yang dilihat hanya dirinya sendiri. Dirinyalah yang paling baik. Orang lain
tidak lebih baik dari dirinya.
Kisah di atas memberi kita inspirasi
untuk berani melangkah lebih jauh daripada apa yang kita bisa lakukan sekarang.
Marina Makarova memberi kita contoh untuk berani belajar tentang bahasa orang
lain. Dengan belajar bahasa orang lain, kita juga dapat membuka cakrawala
pandang kita. Bahkan kita bisa belajar tentang budaya dan kebiasaan-kebiasaan
orang lain. Hasilnya, kita menjadi lebih kaya dalam kehidupan ini.
Dunia sudah terbuka luas. Tidak ada
lagi benteng yang membatasi hidup manusia. Komunikasi antarmanusia begitu baik
dan lancar. Persahabatan antarbangsa tidak perlu menunggu pihak-pihak yang berkepentingan
untuk membuka jalinan persahabatan itu.
Persahabatan dapat dibangun melalui
media sosial yang ada. Kita bisa memiliki sahabat dari negeri mana pun di dunia
ini. Kita dapat mengenal bahasa dan budaya yang mereka gunakan. Kita dapat
belajar bahasa dan kebudayaan mereka. Hasilnya, kita menjadi ‘orang-orang yang
kaya’ dalam hidup ini. Kaya dalam membangun pergaulan dengan sesama, karena
mampu mengerti bahasa mereka.
Orang yang beriman itu orang yang
mampu membangun relasi dan persahabatan dengan semua orang. Mengapa? Karena
manusia adalah makhluk sosial yang tidak hidup sendiri dan dengan bangsanya
sendiri. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai bahasa dan bangsa dengan
maksud untuk berbagi kehidupan. Yang satu dapat melengkapi kekurangan dari yang
lain. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih damai dan bahagia. Mari kita
membuka diri untuk belajar bahasa dan budaya bangsa lain. Tuhan memberkati. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar