Kebenaran sering menjadi taruhan
dalam hidup ini. Banyak orang menyelewengkan kebenaran, karena ingin hidup aman
dan tenteram. Mereka mengabaikannya, karena ingin menikmati hidup yang penuh
dengan ketidakjujuran.
Suatu hari seorang anak menceritakan
sesuatu yang salah yang dilakukan oleh teman kelasnya. Menurutnya, temannya itu
telah nyontek selama ulangan. Ia menceritakan hal itu kepada teman-temannya
yang lain. Akibatnya, teman-temannya marah terhadap teman yang disangka nyontek
itu.
Mereka mendatanginya. Mereka
meminta, agar dia mengakui bahwa dia nyontek. Tidak mengerjakan ulangan dengan
jujur. Anak itu membela diri. Soalnya adalah ia tidak melakukan hal itu. Ia
sudah belajar dengan baik. Ia mengerjakan soal-soal ulangan dengan baik pula.
Ia yakin, ia akan memperoleh hasil yang baik.
Mereka tidak bisa membuktikan bahwa
teman mereka telah nyontek selama ulangan. Mereka tidak apa-apakan dia.
Biasanya mereka akan memarahi teman mereka yang kedapatan nyontek waktu
ulangan. Kali ini mereka tidak bisa buat apa-apa, karena mereka mendengar
cerita dari teman yang lain.
Selidik punya selidik, ternyata
teman mereka itu mengatakan suatu kebohongan. Ia ingin merusak nama baik
temannya itu. Ia benci terhadap sesamanya itu. Karena itu, ia mengatakan yang
tidak benar tentang dirinya. Akibatnya, anak yang berbohong itu kehilangan
banyak teman. Ia tidak disukai karena telah menyebarkan berita bohong tentang
teman kelasnya. Kebohongan itu ternyata tidak bertahan lama. Ia akan menguap
seperti air di samudera yang luas. Hilang tanpa bekas.
Sahabat, mengapa kebohongan mudah
digerus oleh zaman? Karena kebohongan tidak punya kekuatan. Kebohongan tidak
punya bukti-bukti yang kuat untuk mempertahankan diri. Karena itu, kebohongan
sering bertahan untuk waktu yang tidak lama. Cepat lenyap dari hadapan manusia.
Nilai kebenarannya tidak ada, sehingga tidak punya kekuatan apa-apa.
Sedangkan kebenaran itu penuh
kekuatan. Kebenaran itu kuat seperti angin yang memporakporandakan. Kebenaran
mampu menghancurkan tipu muslihat, karena kekuatannya yang dahsyat itu. Ketika
orang menceritakan kebohongan, orang kehilangan hubungan dengan kekuatan yaitu
kebenaran.
Memang, orang yang selalu berpegang
teguh pada kebenaran selalu mengalami godaan-godaan. Bahkan orang seperti ini
dipandang sebagai ancaman bagi orang yang hidupnya dipenuhi dengan kebohongan.
Namun orang yang mengandalkan kebenaran mesti bertahan. Tidak boleh menyerah.
Tidak boleh tergoda untuk mengikuti jalan orang yang suka berbohong. Orang
seperti ini tidak boleh larut dalam tipu muslihat kebohongan.
Sebagai orang beriman, kita mesti
senantiasa mengandalkan kebenaran dalam hidup ini. Orang yang berpegang pada
kebenaran selalu memperjuangkan kebaikan bersama. Sedangkan orang yang
mengandalkan kebohongan hanya memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri. Yang
penting dirinya senang dan orang lain mengalami susah dan derita.
Mari kita terus-menerus
memperjuangkan kebenaran dalam hidup ini. Dengan demikian, kita berkenan kepada
Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar