Memiliki pengharapan merupakan
bagian dari menumbuhkan iman dalam kehidupan sehari-hari. Namun sering orang
mudah putus asa. Orang tidak mudah bertahan dalam pengharapan.
Seorang pemuda sedang memancing di
sebuah tambak ikan. Ia berharap, hari itu ia mendapatkan banyak ikan. Ia ingin
menghadiahkan ikan itu untuk mamanya yang tersayang. Hari itu, sang mama
merayakan ulang tahun kelimapuluh. Setengah abad. Jadi ia ingin membuat kejutan
bagi sang mama tercinta.
Sayang, hingga sore menjelang, belum
banyak ikan yang ia peroleh. Rupanya ikan-ikan di tambak itu tinggal sisa-sisa.
Ikan-ikan di tambak itu baru dua hari lalu dipanen oleh pemiliknya. Namun
pemuda itu tetap punya pengharapan untuk mendapatkan ikan yang banyak.
Pemuda itu tidak putus asa meski
setiap kali melempar pancing, ia tidak memperoleh ikan. Ia tetap tersenyum.
Ketika matahari mulai tenggelam, ia pun beranjak pulang. Dengan lima ekor ikan
yang ia peroleh, ia pulang ke rumah dengan gembira. Ia membersihkan ikan-ikan
itu. Lantas ia membakar ikan-ikan itu. Itulah persembahan yang bisa ia berikan
bagi sang mama tercinta.
Sahabat, banyak orang kehilangan
harapan ketika ada aral yang melintang di hadapan mereka. Rasa putus asa
kemudian menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak ada gairah lagi dalam
hidup ini. Orang menjalani hidup ini dengan penuh pesimisme. Akibatnya menjadi
jelas, yaitu orang akan mengalami stress dalam kehidupannya.
Kisah di atas memberi kita warna
kehidupan yang berbeda. Kesulitan dihadapi dengan gairah hidup yang penuh
pengharapan. Pemuda itu tidak mau putus asa dalam upayanya membahagiakan sang
mama. Baginya, memiliki pengharapan itu jauh lebih baik daripada berhenti tidak
melakukan apa-apa. Meski mendapatkan ikan yang tidak banyak, ia berbahagia. Ia
boleh mengungkapkan rasa sayangnya kepada sang mama.
Orang yang memiliki pengharapan itu
memberi kekuatan dan rasa aman bagi jiwa. Harapan adalah sikap yang sehat.
Mengantisipasi yang baik membawa kenyamanan bagi pikiran dan hati.
Sebaliknya, keadaan putus asa
merupakan kondisi yang mengerikan. Kondisi ini menyedihkan bagi kehidupan
manusia. Bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang yang hidup
di sekitar kita. Orang yang kehilangan harapan berjalan dalam terowongan gelap
yang panjang.
Orang beriman mesti selalu memiliki
pengharapan dalam hidup. Mengapa? Karena pengharapan memberikan rasa optimis
dalam hidup. Pengharapan mampu membangkitkan gairah dalam menjalani hidup ini.
Pengharapan membuat orang memiliki kreativitas untuk membahagiakan diri dan
sesamanya.
Mari kita menggantungkan harapan
kita pada Tuhan semata. Tuhan akan melengkapi pengharapan kita dengan rahmat
demi rahmat-Nya. Untuk itu, kita mesti berpasrah diri kepadaNya. Dengan
demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk menemukan kebahagiaan. Tuhan
memberkati. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar