Apa yang akan Anda lakukan, ketika
Anda menyaksikan sesama Anda mengalami kesulitan dalam karyanya? Anda biarkan
dia begitu saja? Atau Anda tergerak hati untuk membantunya?
Melihat ayahnya yang selalu
kesulitan saat membuka galon air mineral, dua siswa SMPN 6 Malang ini pun
tergerak. Mereka kemudian membuat sebuah alat khusus pembuka galon yang praktis
dan aman.
Dua siswa itu bernama Bening Sasmita
Adam dan Dimas Fahrizal Ramadhany. Mereka adalah salah satu finalis National
Young Inventors Award (NYIA) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) pertengahan November 2013 lalu.
Meski terdengar sederhana, namun
alat yang mereka ciptakan sangat berguna. Beberapa orang sudah memesan secara
khusus pembuka tutup galon itu, bahkan ada yang dari luar Jawa.
"Dulu kan lihat orangtua saya
kalau buka galon itu kesulitan. Lalu saya bicara sama Bening, kita rundingkan
baru kepikiran alat ini," kata Dimas.
Keduanya lalu membuat desain alat
tersebut. Awalnya mereka melihat cara kerja tang. Kemudian direka sebuah gambar
alat yang bisa memutar penutup galon hingga terbuka.
“Jadi cara makainya, alat dimasukkan
ke galon, lalu ada lidah plastiknya dimasukkan ke lubang alat itu. Lalu alat
ditarik dan diputar, kalau sudah rapi maka tinggal diangkat. Desainnya mirip
pembuka kornet,” kata Dimas, menjelaskan.
Untuk prototipe, Dimas dan Bening
menggunakan bahan dasar besi. Setelah alat-alatnya terkumpul, lalu mereka
menyambungkannya ke tukang las. "Kekurangannya alat ini karena masih berat
saja. Kita masih pakai besi. Ke depan mungkin bahannya lebih ringan,"
tutur Dimas.
Dalam waktu dekat, alat ini akan
dipatenkan. Tidak menutup kemungkinan, bakal segera beredar di pasaran hasil
kreasi dua anak muda hebat ini.
Sahabat, suatu kreativitas akan
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Namun betapa banyak
orang merasa mengalami kesulitan untuk melakukan kreasi. Mereka selalu
mengutarakan berbagai alasan untuk berhenti berkreasi. Padahal panggilan
manusia adalah menciptakan sesuatu yang baru bersama Tuhan, Sang Pencipta
utama.
Kisah di atas mau mengatakan kepada
kita bahwa kepekaan terhadap situasi sekitar kita sangat penting dalam
kehidupan ini. Kepekaan dua siswa SMP itu memberikan kontribusi bagi kelancaran
kerja sang ayah. Tentu saja tidak hanya kontribusi itu. Lebih jauh adalah
penemuan keduanya menjadi tanda kasih yang besar bagi keluarga.
Kreativitas juga tumbuh dari kasih
yang besar kepada sesama. Kasih bermula dari pengamatan yang dilakukan
terus-menerus terhadap kondisi di sekitar kehidupan ini. Orang kemudian
tergerak untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi sesamanya. Orang termotivasi
untuk melakukan sesuatu yang lebih lagi terhadap kehidupaan bersama.
Karena itu, yang dibutuhkan orang
beriman dalam hidup ini adalah menumbuhkan motivasi untuk mengasihi sesama
dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang kita lakukan itu memiliki dasar yang kuat
dalam kasih kita terhadap sesama kita. Dengan demikian, hidup ini semakin
membahagiakan bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi bagi semua orang. Tuhan
memberkati. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar