Memiliki hati yang lemah lembut
membantu orang untuk menemukan damai dan kebahagiaan dalam hidup. Namun sering
orang menjadikan hatinya keras seperti batu. Akibatnya, orang sulit sekali
mengalami damai dan bahagia.
Seorang gadis merasa kecewa luar
biasa, ketika ia harus putus hubungan dengan seorang lelaki pujaannya. Sudah
hampir sepuluh tahun membangun relasi, tetapi akhirnya harus mengakhirinya
dengan kesedihan. Bukannya kebahagiaan yang diraih dalam hidup, tetapi justru
derita batin yang mesti ia bawa terus-menerus dalam hidupnya.
Gadis itu tidak bisa memaafkan
tindakan kekasihnya yang memilih gadis lain untuk menjalani hidup perkawinan.
Baginya, perbuatan kekasihnya itu sangat menyakitkan hatinya. Ia tidak bisa
serta merta mengampuninya.
Karena itu, ia menaruh dendam
terhadap mantan kekasihnya itu. Ia memusuhi mantan kekasihnya itu. Ia tidak
pernah mau menegurnya di saat berpapasan dengan mantan kekasihnya itu. Ia
mendoakan agar mantan kekasihnya itu tidak bahagia dalam hidup perkawinannya.
Bahkan kalau boleh, Tuhan memberi mantan kekasihnya itu celaka.
Hidup dalam situasi seperti itu
ternyata tidak membahagiakan gadis itu. Bahkan ia merasa selalu dikejar-kejar
oleh rasa dendam. Hatinya selalu tidak terasa tenang. Selalu saja ada sesuatu
yang mengganggu dirinya. Lama-kelamaan ia pun mulai menyadari kondisi dirinya.
Ia kemudian mendatangi seorang bijaksana. Ia meminta nasihat untuk melepaskan
diri dari situasi seperti itu.
Orang bijaksana itu menganjurkan
gadis itu untuk mengampuni mantan kekasihnya. Kalau ia mengampuni mantan
kekasihnya itu, ia akan melepaskan diri dari belenggu kebencian yang sedang
menerpa dirinya. Setelah gadis itu berusaha untuk mengampuni mantan kekasihnya,
hidupnya menjadi lebih baik. Batinnya terasa damai dan bahagia.
Sahabat, orang yang keras hatinya
akan memanen hal-hal yang tidak baik dalam hidupnya. Kekerasan hati hanya
membuat orang hidup dalam kecemasan. Hati tidak tenang. Hati selalu
dikejar-kejar oleh kondisi hati yang tidak baik itu. Karena itu, orang mesti
membuang hati yang keras itu. Orang mesti menggantinya dengan hati yang lemah
lembut.
Kisah di atas mau mengatakan kepada
kita bahwa hati orang yang keras membuat orang tidak bahagia dalam hidup ini.
Orang merasa terancam oleh orang yang menyakiti hatinya. Gadis itu bisa lepas
dari situasi hati yang sakit setelah berani mengampuni mantan kekasihnya.
Mengampuni orang lain ternyata mengobati dirinya sendiri.
Gadis itu kemudian mengalami damai
dan bahagia dalam hidupnya berkat pengampunan tulus dari dirinya bagi mantan
kekasihnya itu. Meski kekasihnya tidak tahu tentang pengampunan itu, gadis itu
telah mengalami damai dan bahagia. Pengampunan yang tulus itu telah
menyelamatkan jiwanya.
Memang, tidak mudah mengampuni orang
yang menyakiti hati kita. Namun mengampuni menjadi lebih baik, karena orang
dilepaskan dari suasana kebencian dan dendam yang menguasai dirinya.
Orang beriman mesti memiliki hati
yang lemah lembut. Hati yang mudah mengampuni sesama yang bersalah terhadap
dirinya. Hati yang lemah lembut itu hati yang mampu mengubah suasana hidup.
Orang menjadi lebih bahagia dan damai dalam hidupnya. Mengampuni menjadi kunci
merebut kebahagiaan dalam hidup.
Mari kita terus-menerus menciptakan
hati yang lemah lembut. Dengan demikian, kita dapat menemukan hidup yang damai
dan bahagia. Tuhan memberkati. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar