Sering orang mengalami bahwa Tuhan
jauh dari hidupnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena
orang hanya mengandalkan dirinya sendiri. Tuhan hadir dalam kehidupan manusia.
Di suatu desa, hiduplah seorang
petani dan anaknya. Ayah dan anak ini menanam padi untuk penghidupan mereka.
Setelah mencangkul di musim kemarau yang panas, keduanya mulai menanam di musim
hujan tiba. Maklum, kebun yang mereka miliki adala ladang yang hanya bisa
ditanami di musim hujan.
Sang anak bekerja tanpa kenal lelah
membantu ayahnya. Ia tidak peduli kedua telapak tangannya menjadi tebal.
Butir-butir keringat yang ia cucurkan menjadi sumber rejeki bagi keluarganya.
Setelah menanami ladang penuh dengan padi, keduanya mulai beristirahat. Mereka
menunggu sampai masa penyiangan tiba. Mereka akan membersihkan rumput-rumput
yang tumbuh di sela-sela padi.
Setelah masa penyiangan selesai,
keduanya tetap bekerja dengan memberi pupuk pada batang-batang padi itu. Hingga
suatu ketika keduanya menikmati hasil panen yang melimpah dari ladang mereka.
Setelah beberapa hari padi-padi itu dipanen, sang anak berkata kepada ayahnya,
“Ayah, beri saya waktu untuk istirahat. Saya mau pergi ke kota. Boleh kan
sesekali saya menikmati hasil kerja kita?”
Ayahnya tersenyum mendengar
permintaan anaknya. Ia mengerti itulah keinginan setiap pemuda. Mereka bekerja
untuk mengumpulkan uang. Setelah itu mereka gunakan untuk berfoya-foya. Mereka
butuh kesempatan untuk menikmati hidup. Tidak selamanya orang hanya bekerja dan
bekerja.
Karena itu, ayahnya mengijinkan
anaknya itu untuk meninggalkan desa menuju kota. Meski ia tahu bahwa anaknya
akan seperti rusa masuk kota, ia tetap membiarkan anaknya pergi. Ia butuh
pengalaman. Ia butuh kesempatan untuk mengisi hidupnya dengan
pengalaman-pengalaman baru. Apa yang akan terjadi dengan dirinya, sang ayah
yakin, anaknya akan mampu bertanggungjawab.
Sahabat, orang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru yang paling baik. Orang yang berani bergelut dengan
pengalaman akan menemukan bahwa hidup ini memiliki aneka keindahan. Orang
berani belajar dari pengalaman-pengalaman itu. Orang mengasah ketrampilan dirinya
melalui pengalaman-pengalaman itu.
Kisah tadi mau mengatakan kepada
kita bahwa orang akan menemukan pengalaman baru dalam hidupnya, ketika ia
berani melangkahkan kakinya. Pengalaman itu mesti dijalani. Pengalaman tidak
datang dengan sendirinya. Ketika pemuda itu berani meninggalkan desanya, ia
boleh berharap akan mendapatkan berbagai pengalaman menarik.
Pengalaman-pengalaman baru itu akan memperkaya dirinya dalam hidupnya
sehari-hari.
Demikian halnya dengan pengalaman
akan Tuhan. Kita percaya bahwa penyertaan Tuhan kita alami dalam kehidupan kita
yang nyata. Mengapa? Karena Tuhan hadir dalam perjalanan hidup kita. Tuhan
hadir dalam pengalaman hidup kita sehari-hari. Karena itu, orang beriman mesti
berani mencari Tuhan dalam hidup sehari-hari.
Orang beriman mesti berusaha
menemukan Tuhan dalam kehidupannya yang nyata. Lantas kalau sudah berjumpa
dengan Tuhan, orang mesti berani bertanya tentang kehendak Tuhan bagi dirinya.
Hanya dengan cara ini, orang mampu berjalan bersama Tuhan. Orang mampu mengenal
kehendak Tuhan bagi hidupnya. Dengan demikian, orang menemukan sukacita dan
damai dalam hidupnya. Tuhan memberkati **