Terutama
pekerjaan unggulan yaitu memasak, mencuci piring, merawat anak-anak dan mengurus sarapan pagi suami dan juga menyiapkan
berbagai keperluan rumah tangga, termasuk pekerjaan rumah yang serba ribet
ruwel. Sangat jarang seorang pria bisa melakukan berbagai hal yang dilakukan
seorang wanita atau ibu rumah tangga. Pria bukanlah tidak bisa melakukannya
tapi mengizinkan wanita yang melakukannya dan memang itu lah bisa saja menjadi
pekerjaannya sebagai seorang ibu rumah tannga.
Untuk
itu kita harus menghargai pekerjaannya. Terutama sang suami yang sudah tidak
bisa memasak sayur dan menanak nasi, dan luar biasanya sang suami sepertinya sang
master yang juarawan. komentarnya tajam seperti tingkungan v, komentarnya
bermacam-macam semisal sayur yang dimasak kurang asin, kurang asam, kurang
manis tidak itu saja malahan suruh ditambah ini dan itu. Emangnya loe kira
gampangggg yaaaa??? Pernahkah Anda berkomentar baik dan ucapkan sesuatu yang
menghibur kepada sang istri, walaupun memang banyak kekurangannya?
Kadang
saya berpikir mengapa berkomentar lebih gampang daripada memasak, ternyata
benar jawabannya yaitu ”komentator selalu lebih hebat daripada pemain. Atau, petinju
tidak akan lebih hebat daripada pelatih. Sudah tidak bisa! Malah berkomentarnya
yang banyak!
Jadi…suami
yang baik mengerti bagaimana harus menghargai sang istri, saya adalah pria
sekaligus suami yang belajar untuk mengerti. Istri saya hampir bisa mengerjakan
berbagai hal, dan saya sangat bersyukur kepada Tuhan yang sudah menitipkan dia kepadaku
supaya saya bisa menjaganya baru kemudian dia menjaga anak-anak dengan baik,
membesarkannya.
Sekarang yang harus kita bangun
adalah masing-masing dari kita saling menghargai satu
sama lainnya, bisa saling mengalah, meminta maaf dan saling untuk mengerti dan
terbuka. Apa pun bisa terjadi dan mengalah adalah jawaban untuk mempertahankan
keharmonisan rumah tangga. Kebahagian ada ditangan kita, meretakkan dan
menyatukan adalah kita.
Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar