Dalam
bukunya, The Millionaire Mind, Thomas J. Stanley, merinci ciri-ciri yang
dimiliki oleh para milioner/orang sukses dari hasil risetnya. Ada banyak ciri
yang ia cantumkan. Sepuluh ciri yang menempati urutan teratas adalah: sikap
jujur, disiplin yang baik, kemampuan bergaul yang baik, pasangan hidup yang
mendukung, kebiasaan kerja keras, mencintai bisnis/karir, kualitas
kepemimpinan, kepribadian kompetitif, kemampuan mengatur hidup dengan baik,
kemampuan menjual ide/produk.
Saya
mencermati dan menyimpulkan bahwa semua ciri orang sukses ini berawal,
dipelajari, diajarkan, dan dibangun di rumah, bukan di sekolah, atau di tempat
lain. Berikut sekilas penjelasannya.
Bersikap
jujur adalah hasil pendidikan di rumah. Kejujuran adalah nilai yang diajarkan
kepada anak melalui teladan yang orangtua tunjukkan padanya.
Disiplin
yang baik juga adalah hasil pendidikan di rumah. Ada dua jenis disiplin:
disiplin yang baik dan yang buruk. Disiplin yang baik tidak bisa tumbuh dengan
sendirinya dan membutuhkan upaya sadar dari orangtua atau pengasuh untuk
melakukan pembiasaan positif pada diri anak sejak kecil. Sedangkan disiplin
yang buruk adalah hasil dari pembiasaan negatif atau pembiaran. Anak dibiarkan
bersikap tidak disiplin sehingga akhirnya ia disiplin melakukan hal-hal yang
tidak kita inginkan atau tidak baik untuk dirinya. Anak menjadi disiplin untuk
tidak disiplin (yang baik).
Kemampuan
bergaul dilandasi oleh rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi. Ini juga
adalah hasil pendidikan di rumah. Anak yang tidak percaya diri, akibat
perlakuan yang tidak tepat atau mengalami trauma masa kecil, akan sulit
bersosialisasi dan berkomunikasi. Hal ini akan menjadi semakin buruk bila kemampuan
komunikasi anak tidak baik karena kurang mendapat stimulasi saat masih kecil.
Ada juga anak yang sulit komunikasi karena faktor bahasa. Mereka lebih fasih
bahasa Inggris atau mandarin daripada bahasa Indonesia.
Kalau
untuk pasangan hidup, menurut saya, ini juga mendapat pengaruh besar dari
orangtua. Anak perlu diajarkan cara yang baik dan benar memilih pasangan yaitu
perlu memerhatikan bibit, bebet, dan bobot. Mencari pasangan hidup tidak boleh
asal-asalan.Kebiasaan kerja keras atau lebih keras dari orang lain tidak bisa
muncul dalam sekejap. Ini adalah etos kerja yang muncul dari kebiasaan yang ada
di rumah. Anak perlu diajarkan sikap konsistensi dan persistensi sejak kecil.
Etos kerja ini mulai ditanamkan dalam diri anak melalui pembiasaan belajar dan
bekerja dengan semangat. Anak perlu diajarkan cara membuat goal, strategi untuk
mencapai goal ini, dan bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin muncul.
Orangtua memberikan anak kesempatan atau peluang untuk melakukan upaya maksimal
dalam menyelesaikan tugas atau aktivitas.
Mencintai
karir/bisnis ini akan sangat mudah dilakukan bila anak bisa menemukan
passion-nya. Bila anak menjadikan passion sebagai karir atau bisnis maka ia
akan bekerja dengan penuh semangat, menikmati setiap detik pekerjaannya, dan
selalu penuh semangat. Orangtua perlu memberikan berbagai pengalaman belajar,
memapar anak pada berbagai kegiatan. Semua pengalaman ini akan menjadi database
yang dapat ia gunakan di masa depannya. Dengan banyak merasakan atau mencicipi
berbagai kegiatan anak akan menemukan bidang keunggulannya dan yang ia sukai.
Passion di-drive oleh value (nilai hidup). Nilai hidup ditanamkan di rumah.
Kualitas
kepemimpinan yang baik hanya bisa terjadi bila anak punya konsep diri positif.
Tidak mungkin seseorang bisa memimpin orang lain bila tidak bisa memimpin
dirinya sendiri. Anak hanya bisa memiliki semangat/kepribadian yang sangat
kompetitif bila ia merasa dirinya mampu, berharga dan layak untuk sukses. Ini
berhubungan dengan konsep diri dan juga sikap persisten dan konsisten.
Kemampuan
mengatur hidup dengan baik berawal dari disiplin positif yang tumbuh dan
berkembang sejak anak kecil. Ini juga meliputi pemahaman akan prioritas hidup,
mana yang penting, mana yang tidak penting, first things first.Sedangkan
kemampuan kemampuan untuk menjual ide atau produk adalah hasil dari kemampuan
komunikasi, rasa percaya diri yang tinggi, perasaan diri mampu dan berharga,
penguasaan product knowledge, presentation skill, dan beberapa faktor lain.
Namun semua ini hanya bisa terjadi bila anak punya fondasi yang baik.
Buku
ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sangat saya sarankan untuk
dibaca agar sebagai orangtua, kita, dapat memberikan bimbingan dan arahan yang
benar untuk menyiapkan masa depan anak yang cemerlang dan gemilang.
Bagaimana
menurut Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar